Empat Tahun Baru yang Dirayakan di Indonesia

Tahun Baru di Indonesia selalu dirayakan besar-besaran pada 1 Januari karena Indonesia mengadopsi kalender Gregorian, sama dengan mayoritas masyarakat dunia. 



Tahun Baru



Biasanya tahun baru dirayakan dengan penyulutan kembang api di beberapa titik kota besar di Indonesia.

Padahal sebenarnya ada empat tahun baru yang dirayakan di Indonesia berdasarkan agama yang dipeluk masyarakat Indonesia.

1. TAHUN BARU MASEHI

Kalender Masehi atau Anno Domini (AD) merupakan sebutan untuk penanggalan kalender Julian (Julius) dan Gregorian (Gregorius) . Anno Domini sendiri merupakan bahasa Latin yang mempunyai arti "Tahun Tuhan Kita".

Awal tahun Masehi merujuk kepada tahun lahirnya Nabi Isa Al-Masih (Yesus Kristus atau dalam bahasa Ibrani: "Yesua ha-Masiah"). Walaupun tahun 1 dianggap sebagai tahun kelahiran Yesus, namun bukti-bukti historis terlalu sedikit untuk mendukung hal tersebut, sehingga hal ini masih merupakan kontroversi karena para ahli mencatat kelahiran Yesus bermacam-macam, mulai dari 18 SM (Sebelum Masehi) hingga 7 SM.

Kalender Julian (Julius) dibuat setelah Julius Caesar menjadi kaisar Romawi. Penanggalan tersebut dibuat berdasarkan saran astronom dari Aleksandria (Iskandariyah), Sosigenes, dibuat dengan mengikuti revolusi matahari sebagaimana orang-orang Mesir yang disebut juga tahun syamsiah (matahari). Kalender ini berawal pada tanggal 1 Januari 45 SM, dan sejak saat itulah Tahun Baru dirayakan.

Kalender Gregorian (Gregorius) merupakan modifikasi kalender Julian. Diusulkan oleh Dr. Aloysius Lilius dari Napoli-Italia, dan disetujui oleh Paus Gregorius XIII, pada tanggal 24 Februari 1582. Awalnya tidak semua negara mau memakainya. Baru beberapa abad setelah ini, hampir semua negara barat mau menggunakannya.

Bahkan Rusia baru mengimplementasikannya pada tahun 1918. Sementara itu Gereja Ortodoks hingga saat ini masih menggunakan kalender Julian sehingga hari Natal dan Tahun Baru mereka berbeda.

2. TAHUN BARU IMLEK

Imlek atau kalender Tionghoa merupakan kalender lunisolar yang menggabungkan antara kalender bulan dan kalender matahari. Kalender Tionghoa mulai dikembangkan pada milenium ke-3 SM, konon ditemukan oleh penguasa legendaris pertama, Huáng Dì yang memerintah pada tahun 2698 SM-2599 SM. Dikembangkan lagi oleh penguasa legendaris ke-4, Kaisar Yáo.

Kalender yang lebih lengkap ditetapkan pada tahun 841 SM pada zaman Dinasti Zhou dengan menambahkan penerapan bulan ganda dan bulan pertama setiap tahun dimulai dengan titik balik Matahari pada musim dingin.

Perayaan tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh di tanggal kelima belas (pada saat bulan purnama). Umumnya perayaan Imlek ditandai dengan perjamuan makan di malam tahun baru dan penyulutan kembang api.

Perayaan Imlek secara terbuka sempat dilarang di Indonesia pada tahun 1968 – 1999 dengan alasan pembauran etnis Tionghoa dan pribumi. Pada tahun 2000 larangan tersebut dicabut dan puncaknya pada tahun 2002 pemerintah menetapkan Imlek sebagai Hari Libur Nasional. Imlek 2566 dirayakan pada tanggal 19 Februari 2015.

3. TAHUN BARU ISLAM

Kalender Hijriyah atau kalender Islam merupakan kalender yang digunakan oleh umat Islam untuk menentukan tanggal yang berkaitan dengan ibadah atau hari-hari penting lainnya. Dinamakan Kalender Hijriyah, karena pada tahun pertama kalender ini adalah tahun dimana terjadi peristiwa Hijrah-nya Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah, yakni pada tahun 622 M.

Kalender Hijriyah dibangun berdasarkan rata-rata silkus sinodik bulan kalender lunar (qomariyah) yang menyebabkan 1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari dibanding dengan 1 tahun Kalender Masehi. Jumlah hari dalam satu bulan dalam Kalender Hijriah bergantung pada posisi bulan, bumi dan Matahari.

Setelah wafatnya Nabi Muhammad, diusulkan kapan dimulainya Tahun 1 Kalender Islam. Ada yang mengusulkan tahun kelahiran Muhammad sebagai awal patokan penanggalan Islam. Ada yang mengusulkan pula awal patokan penanggalan Islam adalah tahun wafatnya Nabi Muhammad.

Akhirnya pada tahun 638 M (17 H), Khalifah Umar bin Khatab menetapkan awal patokan penanggalan Islam adalah tahun dimana hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah. Sedangkan nama-nama bulan dalam kalender hijriyah diambil dari nama-nama bulan yang telah ada dan berlaku pada masa itu di wilayah Arab.

Tahun Baru Islam dirayakan pada tanggal 1 Muharram. Untuk tahun 2015, tahun baru Islam 1437 H jatuh pada tanggal 15 Oktober.

4. TAHUN BARU SAKA

Kalender Saka adalah sebuah kalender yang berasal dari India. Kalender ini merupakan sebuah penanggalan syamsiah-kamariah (candra-surya) atau kalender luni-solar. Era Saka dimulai pada tahun 78 Masehi. Kalender Saka digunakan oleh para suku bangsa yang terpengaruh Hindu di bagian barat.

Oleh suku Jawa dan Bali, kalender Saka ditambahi dengan cara penanggalan lokal. Setelah Islam masuk ke Indonesia, Sultan Agung, Raja Mataram, memadukan kalender Saka dan kalender Islam menjadi kalender Jawa Islam. Di Bali dan beberapa daerah yang menganut Hindu, kalender Saka dengan unsur lokal masih digunakan.

Tahun baru Saka dimulai dengan menyepi sehingga disebut juga Hari Raya Nyepi. Jika tahun baru yang lain dirayakan pada tanggal 1 bulan 1, tahun baru Saka dirayakan pada tanggal 1 bulan 10 (Wesakhamasa). Tahun Baru Saka 1937 jatuh pada tanggal 21 Maret 2015.

Indonesia memiliki kekayaan tidak ternilai berupa keragaman agama, budaya, suku bangsa, dan etnis. Ada yang asli berasal dari Indonesia dan ada yang berasal dari luar Indonesia. Semuanya adalah bangsa Indonesia. (*)