Bentuk Vagina yang Normal dan Sehat

Bila Anda wanita, mungkin Anda pernah bertanya-tanya sebenarnya seperti apa bentuk vagina yang normal. 







Namun mungkin Anda malu untuk bertanya atau bingung mau bertanya kemana. Bahkan tidak jarang pula ada wanita yang tidak tahu bentuk vaginanya sendiri.

Seperti manusia, vagina juga bersifat individualistis. Tidak ada dua vagina yang sama persis. Jangan membandingkan diri Anda dengan orang lain, karena yang tampak seperti vagina normal bagi seseorang, belum tentu untuk Anda. Anda adalah individu yang unik. Ya, bahkan vagina Anda.

Kemungkinan terbesarnya, vagina Anda baik-baik saja. Tapi, sekadar untuk membantu memberikan Anda ketenangan batin, inilah panduan untuk beragam ukuran dan bentuk vagina (serta beberapa tanda yang patut diwaspadai jika benar ada sesuatu yang salah pada vagina Anda).

Pentingnya pemeriksaan vagina mandiri

Pemeriksaan vagina mandiri adalah cara bagi seorang wanita untuk melihat vagina dan vulvanya. Pemeriksaan mandiri ini dapat membantu Anda lebih memahami tubuh Anda, dan setiap masalah yang mungkin memerlukan perhatian medis.

Waktu terbaik untuk melaksanakan pemeriksaan vagina mandiri adalah tepat di tengah-tengah dua siklus menstruasi Anda. Yang perlu diperhatikan, pemeriksaan vagina mandiri bukan berarti Anda tidak perlu menjalani pemeriksaan panggul rutin oleh ginekolog Anda.

Untuk melakukan pemeriksaan vagina mandiri, Anda memerlukan:

- Sebuah senter kecil atau pencahayaan yang baik di dalam ruangan
- Sebuah cermin genggam dengan pegangan panjang
- Spekulum (atau, Anda juga bisa gunakan tangan Anda)
- Jangan mengoleskan krim vagina atau douche (semprotan pembersih vagina) sebelum melakukan pemeriksaan
- Cuci tangan, dan tanggalkan celana. Duduk di kursi, tempat tidur, lantai, atau sofa dan sangga punggung Anda dengan bantal. Tekuk lutut Anda hingga kedua telapak kaki berada di samping bokong. Bersender sedikit ke belakang, dan lebarkan kedua lutut Anda sehingga daerah genital Anda dapat terlihat.
- Genggam atau topang cermin di depan area genital Anda, dan sesuaikan arah sinar senter sehingga Anda dapat melihat ke dalam.

Seperti apa ciri dan bentuk vagina normal yang sehat?






1. Vulva

Vulva adalah organ genitalia di bagian luar vagina yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Vulva termasuk mons pubis (punuk kemaluan), labia majora (bibir luar), labia minora (bibir dalam), klitoris, dan bukaan eksternal dari uretra dan vagina.

Kita sering tertukar antara vulva dan vagina. Vagina, alias jalur lahir sepanjang 8 centimeter, berada di dalam tubuh. Hanya bukaan vagina (introitus) saja yang dapat Anda lihat dari luar.

Dinding vagina normal berwana kemerahan (bisa merah muda cerah atau kecokelatan) dan memiliki lipatan atau kerutan. Vulva dapat memiliki keriput, dan ini merupakan hal yang normal. Sebenarnya, keriput pada vulva menandakan elastisitas, jadi jangan merasa hal ini membuat Anda merasa tua atau tidak normal.

Yang tidak normal: jika vulva terasa nyeri atau ada benjolan aneh seperti kutil vagina — disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui hubungan seksual.

2. Labia

Labia adalah bagian yang paling mudah terlihat dari vulva Anda — kelopak penutup yang terbelah menjadi dua bagian di mons pubis. Kelopak ini disebut dengan labia majora, atau sering juga disebut sebagai “bibir vagina”. Jika Anda membuka labia majora Anda, akan terlihat kelopak yang lebih kecil di dalamnya, di kedua sisi bukaan vagina Anda.

Banyak orang yang percaya bahwa bibir dari kedua labia seharusnya memiliki panjang tertentu, tetapi ini tidak benar. Pada lebih dari setengah wanita, bibir labia minora bisa lebih panjang dan menonjol keluar dari labia majora. Kadang, kedua pasang labia bisa panjang, tebal, atau bahkan tipis.

Terkadang, warna kulit labia dapat menyerupai warna kulit tubuh, lebih gelap, atau lebih terang. Beberapa labia bisa memiliki satu sisi yang lebih panjang dari sisi lainnya. Semua ini adalah berbagai variasi vagina normal.

Yang tidak normal: kulit labia yang berubah warna dan memiliki bercak putih dapat menjadi tanda penyakit lichen sclerosus, yang umum ditemukan pada wanita usia menopause. Rasa gatal, panas, dan/atau perdarahan dari kulit vulva juga bisa menjadi tanda masalah kesehatan — dari kondisi kulit hingga penyakit kelamin.

3. Klitoris

Tepat di bagian atas, di mana ujung labia minora bertemu, adalah klitoris. Lembaran kulit tempat mereka bertemu, yang menutupi sebagian klitoris eksternal, disebut sebagai tudung klitoris. Menurut anggapan orang awam, klitoris adalah sebuah tombol lunak berwarna merah muda, seperti penghapus di ujung pensil. Namun kenyataannya, sebagian besar klitoris (tiga perempatnya) sebenarnya berada di dalam tubuh Anda.

Pada umumnya, klitoris yang tampak dari luar memiliki ukuran 0,5 cm hingga 1,3 cm. Namun, jika klitoris Anda berukuran lebih besar dari ‘standar’ tersebut, jangan khawatir. Vagina Anda masih tergolong normal, apalagi ukuran klitoris masih bisa membesar saat jaringan ereksinya mendapat rangsangan.

Bagian terluar klitoris juga bisa berukuran lebih kecil, bahkan tersembunyi. Selain itu, klitoris pada beberapa wanita juga dapat memiliki lipatan kulit yang mengendur di atas area klitoris. Memiliki klitoris tersembunyi tidak berarti Anda tidak memilikinya sama sekali, atau tidak dapat menimbulkan rangsangan. Semua hal ini adalah normal.

Yang tidak normal: jika area klitoris terasa nyeri atau perih, yang dapat terkait dengan overstimulasi saat seks atau masturbasi, atau karena penumpukan smegma (kerak berwarna putih dari endapan urin, minyak, dan sel kulit mati — tidak menyebar dan berbahaya, juga bukan penyebab kanker genitalia) di balik tudung klitoris Anda. Smegma dapat Anda bersihkan cukup dengan air.

Selain itu, perhatikan juga apakah ada sensasi gatal, yang dapat menandakan infeksi ragi.

4. Cairan vagina

Meskipun banyak dari kita yang menganggap keputihan sebagai hal yang tidak normal, sebenarnya cairan vagina adalah bagian alami dari mekanisme pembersihan otomatis yang dilakukan oleh vagina yang sehat.

Keputihan yang wajar memiliki karakteristik warna terang atau transparan dan bertekstur cair, kental dan lengket berwarna putih susu, atau tekstur seperti pasta. Selain itu, cairan vagina yang sehat tidak berbau busuk, tidak mengandung darah dan/atau berdarah, dan tidak terlihat seperti dadih. Cairan vagina yang normal juga tidak disertai rasa gatal.

Yang tidak normal: Keputihan yang harus Anda waspadai adalah cairan yang menggumpal berwarna abu-abu, kuning, atau kehijauan, yang diikuti oleh bau busuk menyengat dan dapat disertai rasa gatal. Kondisi ini dapat menandakan infeksi menular seksual, seperti trichomoniasis atau bacterial vaginosis. Keputihan yang tampak seperti dadih dapat berarti infeksi jamur vagina.

5. Vagina

Yang disebut sebagai vagina sebenarnya adalah sebuah bukaan kecil di bawah uretra dan klitoris Anda. Meskipun hanya sangat sedikit vagina yang dapat terlihat, jika Anda memasukkan jari ke dalamnya, Anda akan merasakan segala macam lekukan, seperti “bukit”, dan “lembah”. Benjolan ini disebut vaginal rugae, dan merupakan hal yang normal — yang membantu vagina memperluas diri saat seks.

Yang membedakan vaginal rugae dengan benjolan yang menunjukkan vagina yang tidak sehat memerlukan perhatian medis, adalah rasa nyeri, tekstur kasar, benjolan tinggi, yang menandakan benjolan tersebut adalah kutil genital.

Di bagian belakang vagina Anda adalah leher rahim, yang terlihat seperti donat kecil dengan lubang yang sangat kecil tepat di tengah, disebut ostium. Anda mungkin melihat adanya polip (daging bertumbuh) yang menggantung dan menonjol melalui ostium. Polip ini mudah berdarah, namun tidak perlu diangkat kecuali jika mengganggu Anda.

Leher rahim mungkin memiliki benjolan berisi cairan yang terlihat seperti bintil. Bintil ini tidak berbahaya, disebut dengan kista Nabothian. Kista Nabothian disebabkan oleh kelenjar produsen lendir dari rahim. Kista ini dapat datang dan pergi, ada pula yang bertahan lama. Kista ini tidak memerlukan perawatan.

Perhatikan pula dinding vagina Anda. Pada vagina yang sehat, kondisi dinding dapat bervariasi — kering hingga sangat basah. Vagina cenderung kering sebelum perempuan mencapai pubertas, selama menyusui, dan setelah menopause, serta menjelang dan sesaat sesudah menstruasi. Ekosistem dinding vagina akan menjadi lebih basah saat ovulasi, selama kehamilan, dan selama rangsangan seksual.

Yang tidak normal: Rasa sakit pada vagina bukanlah hal yang normal, bahkan setelah hubungan seksual. Jika seks yang teratur membuat Anda merasa nyeri atau sakit, atau jika Anda mengalami nyeri pada vagina yang tidak terkait dengan kegiatan apapun, bicarakan dengan dokter.