Bendera Tauhid Ini Telah Ada di Indonesia 10 Tahun Sebelum Proklamasi

Beredar sebuah foto di media sosial yang memperlihatkan sejumlah orang dengan pakaian rapi berdiri di sebuah bangunan dan beberapa orang membentangkan bendera hitam dengan tulisan Tauhid berwarna putih.

Foto tersebut diambil pada tahun 1935 masehi atau 10 tahun sebelum Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia, 1945. Lokasi pengambilan foto berada di Madrasah Al-Irsyad Surabaya Jawa Timur.

Informasi dari bloh tokohalirsyad.blogspot.com, menyebutkan bahwa peristiwa itu terjadi pada 21 Januari 1919, yaitu dibukanya secara resmi cabang Al-Irsyad di kota Surabaya. Ini adalah cabang kelima Al-Irsyad di Indonesia.

Pembukaan cabang Surabaya ini dinilai sebagai peristiwa amat penting dalam sejarah Al-Irsyad, karena kedudukan Surabaya waktu itu sebagai pusat kegiatan pergerakan Islam dan tempat berdomisilinya para pemuka masyarakat Muslimin.

Untuk pertamakalinya, cabang ini dipimpin oleh Muhammad bin Rayis bin Thalib sebagai ketua, didampingi Sulaiman bin Abdullah bin Mar’ie sebagai sekretaris. Muhammad bin Abdullah ad-Dara’ Alamudi sebagai bendahara, serta Abdullah bin Saleh Harharah sebagai penasihat.

Sedangkan Madrasah Al-Irsyad Surabaya pertama kali dipimpin oleh Abul Fadhel Sati al-Anshari, saudara kandung Syekh Ahmad Surkati al-Anshari. Kemudian berturut-turut tampil beberapa nama besar lainnya yang memimpin Madrasah Al-Irsyad Surabaya, yaitu Sayyid Abdullah bin Salim Alatas, Sayyid Muhammad al-Mursyidi dari Mesir, Sayyid Abdul-Qadir al-Muhanna juga dari Mesir, dan Sayyid Umar bin Salim Hubeish, anak didik Surkati yang terkemuka.

Madrasah Al-Irsyad Surabaya yang dibuka pada 1919 itu pertama kali menggunakan gedung sewaan di Kampung Cendolan I Nomor 9, sekarang Ampel Cempaka. Kemudian pindah ke Kampung Baru, Gang Bahsin Nomor 32 (sekarang Kalimas Udik II). Lalu pindah untuk ketiga kalinya ke Kampemenstraat 196-198 (sekarang Jalan KH Mas Mansyur).

Setelah terbentuknya Yayasan Perguruan Al-Irsyad Surabaya di tahun 1924 dan yayasan ini memiliki gedung sendiri di Ambachtschoolweg atau Benteng Miring, yang sekarang dikenal dengan Jalan Sultan Iskandar Muda nomor 46, kegiatan pendidikan milik perhimpunan yang sudah beroperasi sejak berdirinya Al-Irsyad Surabaya di bawah kepemimpinan Abul Fadhel Surkati dan Abdullah Salim Alatas itu dipindahkan ke gedung milik yayasan tersebut.

Ironisnya, beberapa puluh tahun kemudian kegiatan pendidikan itu lalu diklaim sebagai kegiatan yayasan perguruan, padahal yayasan sebetulnya hanya sebagai pemilik aset gedung tersebut, bukan penyelenggara lembaga pendidikan Al-Irsyad di Surabaya sejak berdiri Al-Irsyad di Surabaya. (*)